Kelompok 4
Mata Kuliah : Teori Organisasi Umum#
MaterI : -Pertemuan
1/2 (Komunikasi)
A. Pengertian dan Arti
Penting Komunikasi
B. Jenis dan Proses
Komunikasi
C. Komunikasi Efektif
D. Implikasi Manajerial
-Pertemuan 3/4 (TeamWork-Kelompok)
A.Pengertian dan
karakteristik kelompok
B. Tahapan Pembentukan
Kelompok
C. Kekuatan Team Work
D. Implikasi Manajerial
Nama-nama
kelompok:
1. Agus Yudha Pratama(10114516)
2. Benny Firmansyah Rambe(12114133)
3. Lusy Legiliawati(16114177)
4. Yoga Egaswara(1C114397)
Pertemuan 1/2
A. PENGERTIAN
DAN ARTI PENTING KOMUNIKASI
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara
etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan
perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki
makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki
tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu
pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya.
Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan
seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Komunikasi
menjadi penting karena komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan
manusia akan tampak hampa apabila tidak ada komunikasi. Karena tanpa
komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara perorangan, kelompok, ataupun
organisasi tidak mungkin dapat terjadi.
Sedangkan komunikasi dalam sebuah organisasi merupakan suatu
komunikasi/proses untuk anggota menghimpun informasi yang berhubungan dengan
organisasinya dan mengubah apa yang terjadi di dalamnya. Komunikasi dalam suatu
organisasi sangat penting supaya tidak terjadi kesalahan dalam penyampaian
informasi antar anggota suatu organisasi agar tercapainya tujuan tertentu.
Jika terjadi kesalahpahaman dalam penyampaian komunikasi dalam organisasi
dapat menyebabkan masalah, contohnya :
1) Dalam Lingkup Perusahaan
Seorang bawahan yang tidak
dapat membuat tugas secara deadline dikarenakan adanya halangan namun bawahan
merasa takut untuk menyampaikan alasan kepada atasannya, terjadilah
kesalahpahaman karena tidak adanya komunikasi yang baik terhadap atasannya.
2) Dalam Lingkup Sekolah
Terjadinya tawuran antar
pelajar dikarenakan adanya saling menguasai suatu wilayah, tidak adanya
komunikasi yang baik antar pelajar dan kebiasaan tawuran yang disebabkan adu
kekuatan.
B. JENIS-JENIS
DAN PROSES KOMUNIKASI
B1.
JENIS-JENIS KOMUNIKASI
1. Komunikasi intrapribadi
Komunikasi
intrapribadi (intrapersonal communication) adalah komunikasi dengan diri
sendiri, baik kita sadari atau tidak. Misalnya berpikir.
2. Komunikasi antarpribadi
Komunikasi antarpribadi
(interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap
muka, yang memungkinkan respon verbal maupun nonverbal berlangsung secara
langsung. Bentuk khusus komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik
(dyadic communication) yang hanya melibatkan dua individu, misalnya
suami-istri, dua sejawat, guru-murid. Ciri-ciri komunikasi diadik adalah
pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat; pihak-pihak yang
berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara langsung dan simultan.
penggunaan
bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri antara self
dengan God.
3. Komunikasi kelompok (kecil)
Komunikasi
kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan sekelompok kecil orang
(small-group communication). Kelompok sendiri merupakan sekumpulan orang yang
mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai
tujuan bersama, saling mengenal satu sama lain, dan memandang mereka sebagai
bagian dari kelompok tersebut. Komunikasi antarpribadi berlaku dalam komunikasi
kelompok.
4. Komunikasi publik
Komunikasi
publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah orang
(khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi publik meliputi
ceramah, pidato, kuliah, tabligh akbar, dan lain-lain. Ciri-ciri komunikasi
publik adalah: berlangsung lebih formal; menuntut persiapan pesan yang cermat,
menuntut kemampuan menghadapi sejumlah besar orang; komunikasi cenderung pasif;
terjadi di tempat umum yang dihadiri sejumlah orang; merupakan peristiwa yang
direncanakan; dan ada orang-orang yang ditunjuk secara khusus melakukan
fungsi-fungsi tertentu.
5. Komunikasi organisasi
Komunikasi
organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi,
bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar
dari komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi juga melibatkan komunikasi
diadik, komunikasi antarpribadi, dan komunikasi publik tergantung kebutuhan.
6. Komunikasi massa
Komunikasi
massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa cetak
maupun elektronik yang dikelola sebuah lembaga atau orang yang dilembagakan
yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar, anonim, dan
heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara serentak, cepat dan
selintas.
B2. PROSES KOMUNIKASI
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada
komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan
dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan
komunikasi yag efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses
komunikasi, banyak melalui perkembangan.
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan
ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi. Tahapan proses
komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Penginterprestasian, yang
diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator.
Artinya, proses komunikasi tahap 1 bermula sejak motif komunikasi muncul hingga
akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan
rasakan ke dalam pesan masih abstrak.
Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.
2. Penyandian, tahap ini masih ada
dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan akal
budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding, akal budi
manusia berfungsi sebagai encorder, alat penyandi : merubah pesan abstrak
menjadi konkret.
3. Pengiriman, proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan
komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut
transmitter, alat pengirim pesan.
4. Perjalanan, terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan
dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
5. Penerimaan, tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi
melalui peralatan jasmaniah komunikan.
6. Penyandian balik, tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang
komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga
akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).
7. Penginterpretasian, tahap ini terjadi pada komunikan, sejak lambang
komuikasi berhasil diurai dalam bentuk pesan.
Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar sebagai berikut :
Pengirim pesan , penerima pesan
dan pesan
Semua fungsi manajer melibatkan
proses komunikasi. Proses komunikasi
dapat dilihat pada skema dibawah ini :
1. Pengirim pesan (sender) dan
isi pesan/materi
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan
harapan dapat dipahami oleh orang yang
menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang
akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan
akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.
Materi pesan dapat berupa :
a. Informasi
b. Ajakan
c. Rencana kerja
d. Pertanyaan dan sebagainya
2. Simbol/ isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya
dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer
menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala,
mata dan bagian muka lainnya). Tujuan
penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap,
perilaku atau menunjukkan arah tertentu.
3. Media/penghubung
Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya.
Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan,
situasi dsb.
4. Mengartikan kode/isyarat
Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya)
maka si penerima pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga
dapat dimengerti /dipahaminya.
5. Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari sipengirim meskipun dalam bentuk code/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim
6. Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal
maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak
pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan untuk
mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat.
Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan
penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya
merupakan balikan langsung yang
mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan
itu akan dilaksanakan atau tidak
Balikan yang diberikan oleh orang lain
didapat dari pengamatan pemberi balikan
terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan
yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran
yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara
komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.
7. Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi
hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang
merintangi atau menghambat
komunikasi sehingga penerima
salah menafsirkan pesan yang
diterimanya.
C. KOMUNIKASI EFEKTIF
Berkomunikasi efektif
berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama
tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing orang menyebutnya “the
communication is in tune” ,yaitu kedua belah pihak yang berkomunikasi sama-sama
mengerti apa pesan yang disampaikan
Menurut Jalaluddin dalam
bukunya Psikologi Komunikasi menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai
dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap,
meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu
tidakan.
Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain :
1.
Menciptakan suasana yang
menguntungkan.
2.
menggunakan bahasa yang mudah
ditangkap dan dimengerti.
3.
pesan yang disampaikan dapat
menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan.
4.
Pesan dapat menggugah kepentingan
dipihak komunikan yang dapat menguntungkannya.
5.
Pesan dapat menumbuhkan sesuatu
penghargaan atau reward di pihk komunikan.
Komunikasi efektif dipandang sebagai suatu hal yang
penting dan kompleks. Dianggap penting karena ragam dinamika kehidupan (bisnis,
politik, misalnya) yang terjadi biasanya menghadirkan situasi kritis yang perlu
penanganan secara tepat, munculnya kecenderungan untuk tergantung pada
teknologi komunikasi, serta beragam kepentingan yang ikut muncul.
Ciri – Ciri Komunikasi Efektif
1. Istilah.
Penggunaan istilah yang
diartikan “sama” antara pengirim dan penerima pesan merupakan aturan dasar
untuk mencapai komunikasi yang efektif. Kata – kata yang samar artinya (
mempunyai lebih dari satu makna) dapat menimbulkan kebingungan dan salah
pengertian.
2. Spesifik.
Pesan yang di pertukarkan
harus spesifik. Maksudnya, pesan yang disampaikan harus jelas, sehingga si
penerima pesan dapat menerima dan mengulangi dengan benar.
3. Tersusun Baik.
Pesan harus berkembang
secara logis dan tidak boleh terpotong-potong.
4. Objektif, akurat, dan aktual.
Pengirim informasi harus
berusaha menyampaikan pesan seobjektif mungkin.
5. Efisien.
Pesan di sampaikan
seringkas dan seoriginal mungkin serta harus berusaha untuk menghilangkan kata
yang tidak relavan.
6.Hukum Komunikasi Yang Efektif
Hukum Komunikasi Yang
Efektif (The 5 Inevitable Laws of Efffective Communication) yang kami
kembangkan dan rangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi dari komunikasi
itu sendiri yaitu REACH, yang berarti merengkuh atau meraih. Karena
sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana kita meraih
perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon
positif dari orang lain.
a)
Hukum1: Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap
menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan.
b)
Hukum2: Empathy
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi
atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam
memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti
terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.
c)Hukum3: Audible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan
baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu
menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita
sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan.
d)
Hukum4: Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat
yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak
menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan.
e)
Hukum5: Humble
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah
hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk
membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati
yang kita miliki.
D. IMPLIKASI MANAJERIAL
Menurut kamus besar Bahasa
Indonesia, kata Implikasi berarti akibat. Kata Implikasi sendiri dapat merujuk
ke beberapa aspek yaitu salah satunya yang dibahas saat ini adalah manajerial
atau manajemen
Dalam manajemen terdapat 2 implikasi yaitu :
1. Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan
representasi, perencanaan kerja dan formulasi kebijakan
2. implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan
perumusan tindakan.
·
Impilkasi Terhadap Sistem Komunikasi
Organisasi
Teori ini memusatkan
bagaimana seorang pemimpin memotivasi orang-orang dengan tipe X dan Y sehingga
mampu berkontribusi dalam organisasi. Tipe X yang cenderung malas bekerja dan
menyukai diperintah, mungkin akan membuthkan saluran komunikasi yang formal,
dimana pemimpin menginstruksikan berbagai perintah secara formal. Berbeda
dengan tipe Y, antara pemimpin dengan bawahan akan lebih sering berkomunikasi
secara informal atau partisipatif. Hal ini dilakukan karena kedua belah pihak
sudah saling memahami dan bawahan memiliki pengalaman yang sudah baik.
Motivasi yang diberikan
kepada tipe X, mungkin akan cenderung dengan oemberian hukuman yang tegas,
sehingag berbagai peraturan tertulis sebagai media komunikasi akan sangat
dibutuhkan. Sedangkan untuk tipe X, komunikasi akan sangat mempengaruhi karena
motivasi yang diberikan lebih cenderung kepada aktualisasi diri untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan atau kebijakan dalam organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
·
Greenberg, Jerald, Managing Behavior
in Organization, Prentice hall, New Jersey, 2005
·
John M Ivancevich, Perilaku dan
Manajemen Organisasi jil 2. Erlangga: Jakarta, 2005
·
Komang Ardana, Ni wayan M, Anak Agung
A.S, Perilaku Keorganisasian, Graha Ilmu, 2008
·
Ig. Wursanto, Dasar – dasar ilmu
Organisasi, Andi, Yogyakarta, 2005
·
Rivai, Veithzal. (2004). Kepemimpinan
dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers.
·
Robbins, Stephen P. (2006).
Organizational Behaviour (tenth edition). New Jersey: Prentice Hall Inc. Alih
bahasa: Molan, Benyamin. (2006). Perilaku Organisasi (edisi ke-10). Jakarta:
Indeks.
Pertemuan 3/4
A.
PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK KELOMPOK
A1.
PENGERTIAN KELOMPOK
Pengertian Kelompok
: Sebagai makhluk sosial, manusia
cenderung hidup dengan cara berkelompok.
Berbagai kelompok manusia bisa ditemukan di atas permukaan bumi ini. Dasar
pandangan dalam membentuk kelompok itu sendiri bisa berdasarkan dari berbagai macam
hal. Mulai dari kelompok orang yang mempunyai hobi yang sama, aktivitas yang
sama, sampai kelompok orang yang berasal dari suatu daerah yang sama.
Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang
berinteraksi dan mereka saling bergantung (interdependent) dalam rangka
memenuhi kebutuhan dan tujuan bersama, meyebabkan satu sama lain saling
mempengaruhi (Cartwright&Zander, 1968; Lewin, 1948).
PENGERTIAN KELOMPOK MENURUT BEBERAPA AHLI :
1.Menurut Homans
(1950) : kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang lain
dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap
orang dapat berkomunikasi dengan semua anggota secara langsung.
2.Menurut Merton,
kelompok merupakan sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola
yang telah mapan, sedangkan kolektiva merupakan orang yang mempunyai rasa
solidaritas karena berbagai niai bersama dan yang telah memiliki rasa kewajiban
moral untuk menjalankan harapan peran.
3.Menurut Achmad S.
Ruky, Kelompok adalah sejumlah orang yang berhubungan (berinteraksi) antara
satu dan yang lainnya, yang secara psikologis sadar akan kehadiran yang lain
dan yang menganggap diri mereka sebagai suatu kelompok.
A2.
KARAKTERISTIK KELOMPOK
1. Terdiri dari dua orang atau lebih dalam
interaksi sosial baik secara verbal
maupun non verbal.
2. Anggota kelompok harus mempunyai peran
3. Mempunyai hubungan yang harmonis sehingga dapat
berfungsi sebagai suatu unit.
4.
Satu tujuan dan minat yang sama
5. Saling mengenal satu sama lain.
B.
TAHAP PEMBENTUKKAN KELOMPOK
Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan
oleh Bruce Tackman (1965). Teori ini dikenal sebagai salah satu teori
pembentukan kelompok yang terbaik dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah
kosep ini dicetuskan.
Tahap 1 - Forming
Pada tahap
ini kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung
untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum
saling mengenal dan belum saling percaya.
Tahap 2 -
Storming
Kelompok
mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka hadapi.
Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Anggota
kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka
masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula
yang mandenk pada tahap ini.
Tahap 3 -
Norming
Terdapat
kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab
telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring
dengan mereka melihat kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok.
Tahap 4 -
Performing
Kelompok
dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa
ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling
bergantung satu sama lainnya dan mereka saling respect dalam berkomunikasi.
Tahap 5 -
Adjourning dan Transforming
Tahap dimana
proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali pada
tahap mana pun ketika mereka mengalami perubahan.
C.
KEKUATAN TEAMWORK
Teamwork atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok
yang bertujuan untuk mencapai target yang sudah disepakati sebelumnya. Harus
disadari bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu
pribadi untuk mencpai tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi,
bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari pribadi paling populer di tim.
Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling
bergandeng-tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak
menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat
dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim,
beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci
kesuksesan dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan
ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera
menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan
terganggu. Bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi
yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Makanya sangat penting
untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya.
Berikut poin-poin teamwork yang baik:
1. Teamwork
adalah kerjasama dlm tim yang biasanya dibentuk dari beragam divisi dan
kepentingan.
2. Sama-sama
bekerja bukanlah teamwork, itu adalah kerja individual.
3. Filosofi
teamwork: ‘saya mengerjakan apa yang Anda tidak bisa dan Anda mengerjakan apa
yang saya tidak bisa.
4.
Ketika berada dalam teamwork, segala ego pribadi, sektoral, deparmen harus
disingkirkan.
5.
Dalam teamwork yang dikejar untuk dicapai adalah target bersama, bukan
individual.
6. Keragaman
individu dalam teamwork memang sebuah nilai plus namun bisa menjadi minus jika
tidak ada saling pengertian.
7.
Saling pengertian terhadap karakter masing-masing anggota team akan menjadi
modal sukses bersama.
8.
Jika setiap orang bekerjasama via bidang masing-masing, target korporasi pasti
akan segera terealisasi.
9.
Individu yang egois mengejar target pribadi akan menghambat keberhasilan team.
Bayangkan jika si A mengejar target A & si B mengejar target B, lalu target
bersama bermuara kemana?
10. Keahlian
masing-masing sungguh menjadi anugerah dalam teamwork yang akan mempercepat
proses pencapaian target.
11.
Kendalikan ego dan emosi saat bersama agar pergesekan tidak berujung pada
pemboikotan kerjasama.
12.
Dengan pemahaman yang tinggi soal karakter individu dalam team, realisasi
target tidak perlu waktu yang lama.
13. Ingatlah selalu bahwa: ‘teamwork makes the
dream work’.
D.
IMPLIKASI MANAJERIAL
Implikasi dalam bahasa indonesia adalah keterlibatan
manusia dalam melakukan sesuatu, jadi dalam kasus ini Implikasi manajerial team
work adalah keterlibatan manusia dalam kerja tim untuk saling membantu rekan
satu kelompoknya karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa
mengerjakan sesuatu sendiri, sudah ada keahlian masing-masing manusia untuk saling
melengkapi , begitu juga dalam manajerial, di butuhkan untuk adanya team work
untuk melengkapi satu sama lain dalam mengontrol suatu masalah lebih utama
dalam Implikasi Manajerial. Implikasi Manajerial dengan cara meningkatkan
kapasitas, kualitas, efisiensi dan efektivitas dari sumber daya yang ada. apa
implikasi manajerial yang muncul dari organisasi tanpa pembatas. Para manajer
memilih pendekatan ini dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas di
pasar global yang kompetitif. .Jadi struktur organisasi manajerial tidak akan
berpusat pada satu organisasi manajerial namun harus mencakup seluruh struktur
organisasi manajerial di seluruh negara.
DAFTAR
PUSTAKA
Jawwad,
Abdul (2006). Manajemen Team Work. Jakarta : PT. Syaamil Cipta Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar